SEJARAH RAP DARI AFRIKA, JAMAIKA, AMERIKA
Untuk
mengerti sejarah dari rap, kamu harus tau dua hal: Rap adalah berbicara
dengan rima mengikuti ritme atau ketukan beat. Hiphop adalah budaya,
jalan hidup (way of life) untuk lingkungan orang-orang yang
mengidentifikasi, mencintai, dan menghargai nge-rap, nge-breakdance,
nge-Deejay, dan graffiti (Kurtis Blow).
RAP
Kebanyakan buku, Acara Tv dan sejarahwan mengatakan bahwa rap di buat/
diciptakan di Bronx, tapi ini tidak sepenuhnya betul. Rap Amerika
yang kita tau sekarang dimulai sekitar 1970 di Boogie Down Bronx. Untuk
mengerti secara keseluruhan, kita harus kembali ke masa lampau :
Dimulai di Afrika..Gospel
Mari kembali ke akarnya, di Afrika - untuk lebih spesifik-
Suku-suku disana mengabadikan sejarah mereka dalam bait-bait ritmik dan
nyanyian. Karena ada banyak suku-suku, banyak terdapat bahasa daerah
dan suku-suku yang bahasa mereka seringnya tidak dibuang/ dilupakan.
Jadi, untuk menjaga sejarah dan legenda mereka menggunakan lagu dan
ritmik untuk menceritakannya. Karena pedagang budak kulit putih datang
dan memisahkan mereka dari keluarga dan suku mereka.
Orang afrika asli membawa cerita dan rima mereka bersama pedagang
budak eropa. Mereka (para pedagang budak) tidak mengijinkan para budak
bicara menggunakan "Bahasa Ibu" (bahasa afrika asli) .Para pedagang
budak itu berpikir bahwa mereka berencana untuk membuat rusuh. Walaupun
mereka dirantai. Tapi mereka di perbolehkan untuk menyanyi. Ini membuat
para budak bertahan hidup dan merasa lebih baik. Para budak wanita di
perkosa dan sering kali hamil oleh crew (para pembantu pedagang budak).
Budak wanita dijadikan bonus buat para crew. Perjalanan seperti ini
bisa memakan waktu hingga sebulan. Dan bila ada sekitar 1000 budak,
600-700 yang selamat, itu adalah perjalanan yang bagus. Dan bila budak
wanita hamil maka mereka akan mendapatkan harga yang lebih baik (karena
ada tambahan bayi dalam kandungan budak wanita). Lalu para majikan
(pemilik budak) berlaku sama untuk mendapatkan lebih banyak
budak(memperkosa budak wanita hingga hamil dan anak hasil perbuatan itu
di jadikan budak lagi). Mereka, para majikan bahkan memberikan tamu
mereka satu atau dua wanita untuk teman tidur...
Ketika mereka menyanyi mereka bekerja lebih giat karena isi
nyanyiannya adalah tentang dari mana mereka berasal dan sejarah
suku-suku mereka. Waktu seelanjutnya, karena majikan bersifat lebih
lunak, para budak diperbolehkan libur setiap hari minggu. Pada hari
minggu tersebut, para budak pergi ke gereja dan menyanyikan lagu
kebebasan. Hal ini kemudian berubah menjadi paduan suara Gospel.
Blues.
Ketika perbudakan dilarang, kulit hitam masih diburu, digantung,
disiksa dan lebih buruk lagi. Waktu itu adalah masa yang sangat buram
dan menyedihkan. Lagu-lagu terdengar murung dan sedih. Blues dulunya
adalah cuma satu instrument dan satu vocal dengan suara yang mengayun
sendu.
Jazz
Beberapa tahun kemudian, mereka mulai memadukan musik tradisional
Afrika dengan instrument Eropa. Dan lahirlah apa yang disebut Jazz.
Lalu Soul muncul sebagai gaya yang lebih ringan dan riang daripada R
& B.
Rhythm & Blues
Ketika artis-artis Blues pindah dari pedesaan ke daerah perkotaan,
musiknya terdengar lebih berat dan dengan gaya yang lebih groovy. Suara
utama adalah pada rhythm. Lalu ini menjadi Rhythm And Blues (R&B),
dan waktu itu merupakan satu-satunya jenis musik kulit hitam. Diketahui
juga oleh audiens kulit putih pada awal tahun 50-an. Tapi masih kuat
dipengaruhi oleh musisi kulit putih. Satu dari artist R&B yang
terkenal jaman itu adalah Lois Jordan dengan banyak lagu hits-nya di
tahun 40-an dan 50-an. Diantar Fats Domino mereka membuat lyrik yang
lucu dikombinasikan dengan groove yang cepat dan dinamis. Hal itu
membuat merka tersentuh auidiens kulit putih. Tapi itu bukan sebelum
pertengahan tahun 50-an ketikas R&B diputar di radio dan waktu itu
musiknya adalah rock & roll. R&B di kombinasikan denga elemen
dari Jass, Country Blues, Boogie Woogie dan Gospel.
Diposting oleh
ittha safithri
|
undefined
undefined
undefined
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar